Jumat, 23 Januari 2015

Pengaruh Elit Politik Terhadap Masyarakat Di Indonesia

Standard

Teori Elit Politik

Secara etimologi istilah elite berasal dari kata latin eligere yang berarti memilih. Pada abad ke 14 istilah ini berkembang menjadi a choice of persons yang artinya orang terpilih. Kemudian pada abad ke 15 dipakai untuk menyebutkan best of the best (yang terbaik dari yang terbaik). Selanjutnya pada abad ke 18 dipakai dalam bahasa Perancis untuk menyebut sekelompok orang yang memegang posisi terkemuka dalam suatu lapisan masyarakat.
Amitai Etzioni, definisi elite sebagai kelompok aktor yang mempunyai kekuasaan. Sedangkan menurut Bottomore, istilah elite secara umum digunakan untuk menyebut kelompok-kelompok fungsional dan pemangku jabatan yang memiliki status tinggi dalam suatu masyarakat.

Menurut Schrool, seorang pakar ilmu politik Amerika Serikat ada lima tipe elit yaitu:
-            Elit menengah yaitu elit yang berasal dari kelompok pedagang dan tukang yang termasuk golongan minoritas keagamaan atau kebangsaan.
-            Elit dinasti yaitu sebagai elit arsitokrat yang mempertahankan tradisi dan status quo.
-            Elit revolusioner yaitu elit yang berpandangan bahwa nilai-nilai lama perlu dihapus karena tidak cocok dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu penghetahuan dan teknologi.
-            Elit nasionalistik merupakan kelompok pluralis sehingga mudah mengundang konflik antar pluralis
-            Elit kolonial yaitu elit yang dianggap kurang bermanfaat dan tidak memberi konstribusi terhadap referensi ilmu pengetahuan.

            Elit politik memiliki beberapa tipe, misalnya elit yang berada dalam partai politik yang diantaranya pengurus partai politik dan umumnya sekaligus merangkap sebagai wakil rakyat. Presiden, gubernur, walikota/bupati merupakan elit yang berada pada tataran eksekutif dalam hal ini pemerintah namun tidak terlepas pada partai politik itu sendiri.
Elit politik adalah orang-orang (Indonesia) yang terlibat dalam aktivitas politik untuk berbagai tujuan tapi biasanya bertalian dengan sekedar perubahan politik. Kelompok pertama berlainan dengan yang biasa ditafsirkan, menjalankan fungsi sosial yang lebih besar dengan bertindak sebagai pembawa perubahan, sedangkan golongan ke dua lebih mempunyai arti simbolis daripada praktis.
Elit politik yang dimaksud adalah individu atau kelompok elit yang memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan politik. Ada 3 sudut pandang dalam elit ini, yaitu :
Pertama, sudut pandang struktur atau posisi. Pandangan ini lebih menekankan bahwa kedudukan elit yang berada pada lapisan atas struktur masyarakatlah yang menyebabkan mereka akan memegang peranan penting dalam aktivitas masyarakat. Kedudukan tersebut dapat dicapai melalui usaha yang tinggi atau kedudukan sosial yang melekat, misalnya keturunan atau kasta.
Kedua, sudut pandang kelembagaan. Pandangan ini didasarkan pada suatu lembaga yang dapat menjadi pendukung bagi elit terhadap peranannya dalam masyarakat. untuk bisa memiliki kemasyhuran, kekayaan, dan kekuasaan, orang harus bisa masuk ke dalam lembaga-lembaga besar, karena posisi kelembagaan yang didudukinya menentukan sebagian besar kesempatan-kesempatannya untuk memilki dan menguasai pengalaman-pengalamannya yang bernialai itu.
Ketiga, sudut pandang kekuasaan. Bila kekuasaan politik didefinisikan dalam arti pengaruh atas kegiatan pemerintah, bisa diketahui elit mana yang memiliki kekuasaan dengan mempelajari proses pembuatan keputusan tertentu, terutama dengan memperhatikan siapa yang berhasil mengajukan inisiatif atau menentang  usul suatu keputusan.

Konsep Pengaruh

Pengaruh pengaruh yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bila tekanan yang diberikan kepada pengaurh eksperimental dan pengaruh lingkungan itu ternyata benar,maka masuk akal untuk beranggapan bahwa pengaruh tersebut akan terus berkelanjutan menjadi penting selama usia dewasa,dan bahwa proses sosialisasi itu berlanjut terus melampaui masa kanak kanak dan remaja. Bagan pokok dari tingkah laku politik dimasa depan dapat ditentukan dimasa masa yang lebih muda,akan tetapi adalah lebih mungkin menciptakan suatu situasi dalam mana terdapat interaksi diantara sosialisasi politik dini dengan pengaruh - pengaruh eksperimental dan lingkungan dari masa kehidupan selanjutnya,daripada menghindarkan sosialisasi orang dewasa.
Satu contoh terbatas akan menggambarkan maksud kita, ada bukti yang menyatakan bahwa anggota badan legislatif mengalami proses sosialisasi segera sesudah pemilihan mereka: dan bahwa tingkah aku legislatif berikutnya sebagian ditentukan oleh pengetahuan,nilai nilai, dan sikap sikap mereka seperti yang ada terdapat sebelum pemilihan, dan sebagian lagi oleh pengalaman pengalaman mereka semasa menjadi anggota badan legislatif, ditambah lagi dengan reaksi reaksi mereka terhadap lingkungan baru didalam lembaga legislatif.Dalam keadaan seperti itu suatu tingkatan sosialisasi tidak dapat dihindarkan dari pengalaman sehari hari pria dan wanita pada umumnya.
Sosialisasi politik selama kehidupan orang dewasa belum banyak diteliti orang, sekalipun terdapat beberapa pembuktian yang muncul dari studi studi mengenai tingkah laku pemilihan/elektoral, kesadaran kelas, pengaruh dari situasi situasi kerja dan perkembangan ideologi. Wlaupun demikian, setidak tidaknya mungkin untuk mengsugestikan, bahwa bidang bidang mengenai sosialisasi orang dewasa itu adalah penting. Justru seperti halnya anak yang diantarkan secara bertahap kepada kontak dengan dunia disekitar dirinya setahap demi setahap, demikian pula halnya para remaja dan perubahan dari masa remaja menjadi dewasa, menunjukan adanya suatu tahap lainnya yang penting dalam sosialisasi politik.
Beberapa kontak yang dijalin selama masa kanak kanak dan masa remaja ada yang berkelanjutan dalam bentuk yang agak mirip melalui persahabatan dan perkenalan: sedang yang lainnya dapat diteruskan atau diperbaharui lewat medium medium lainnya seperti pekerjaan, kesenggangan ( kesibukan diwaktu senggang ), agama atau media massa, namun beberapa daripadanya dan pengalaman pengalaman yang mereka yang meraka peroleh adalah baru sifatnya. Bagi beberapa orang, pengalaman pengalaman baru sedemikian ini akan memperkokoh sosialisasi sebelumnya, akan tetapi bagi orang lain akan menyebabkan kemunculan berbagai tingkatan konflik yang mungkin mengakibatkan timbulnya perubahan perubahan penting dalam tingkah laku politik.

Kepindahan dari daerah pedesaan ke kota, pengalaman menganggur, keanggotaan dari organisasi sukarela, perkembangan minat minat diwaktu senggang, ganti agama, penerapan fakta dan opini melalui media massa semua ini menyebabkan dampak yang berarti kepada tingkah laku politik sekarang. 

Dampak Negatif Kekuasaan

·         Para elite politik berlomba-lomba mengumpulkan dana politik yang tidak dapat dikontrol.
·         Kekuasaan yang diperolehnya dengan janji-janji muluk dikonversi menjadi kekayaan pribadi dan kelompok untuk biaya mempertahankan dan mengukuhkan kekuasaan.
·         Penyalahgunaan wewenang menjadi berkelanjutan.
·         Pada tataran masyarakat, gelombang korupsi kekuasaan telah menggulung dan meluluhlantakkan harapan dan impian rakyat untuk hidup lebih baik.
·         Akibatnya, rakyat menjadi frustrasi, kecewa, dan merasa dibohongi. Kepercayaan yang diberikan kepada para elite politik dengan harapan memberikan perbaikan hidup ternyata hanya menjadi mimpi buruk.
Luka batin tidak mudah disembuhkan atau dinetralisasi hanya dengan memberikan penjelasan bahwa demokrasi perlu kesabaran, mengingat yang dibangun bukan hanya struktur politik, melainkan juga peradaban baru.



Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar