Senin, 13 Oktober 2014

Konflik Lingkungan Kerja

Standard







Kali ini saya akan berbagi pengalaman pertama saya menghadapi lingkungan kerja yang mungkin bermanfaat bagi para pembaca.

Awalnya bermula ketika saya lulus SMK ,niatnya saya ingin melanjutkan kuliah tapi kebetulan ada tes penerimaan kerja dari sekolah saya dan saya iseng mengikuti tes tersebut bersama teman-teman sejurusan saya. Beberapa minggu kemudian sudah ada pengumuman hasil tesnya,dan ternyata saya lulus. Pada awalnya saya bingung apakah akan mengikuti training kerja atau lanjut kuliah,setelah saya berpikir akhirnya saya mengikuti training kerja karena namanya juga rezeki yasudah saya terima saja.

Dimulailah hari pertama kerja
saya ditempatkan di satu divisi,katakanlah divisi 1. Bekerja di divisi 1, kurang lebih sekitar 5 bulan hingga saya sudah paham betul dan mahir tentang pekerjaan baru saya tapi ada satu hal yang mengganjal, yaitu saya kurang passion dengan pekerjaan saya. Saya pun berpikir bagaimana caranya agar bisa ditempatkan di divisi yang pekerjaannya sesuai passion saya, divisi itu adalah divisi 2. Kebetulan saya mempunyai teman baik bergelar Sarjana yang bekerja di divisi 2 tersebut dan saya mulai sharing dengan dia masalah saya ingin pindah ke divisi 2, lalu dia mulai mengajak saya untuk mempelajari pekerjaan yang ada di divisi 2.

Sejak itu ketika saya sedang tidak ada pekerjaan saya selalu mengisi waktu saya untuk ikut bekerja dengan teman saya yang ada di divisi 2 hingga setelah beberapa minggu saya pun mulai mahir menjalankan pekerjaan di divisi 2. Teman saya juga mendukung agar saya pindah ke divisi 2 untuk membantu timnya karena memang sedang kekurangan orang dan dia bersedia merekomendasikan saya ke manajer untuk di pindah divisi, tapi timbullah masalah diluar dugaan. Ketika manajer saya secara pribadi telah setuju untuk memindahkan saya tapi ada suara dari teman-teman lain dari divisi 1 yang menunjukkan bahwa mereka seperti tidak terima terhadap keputusan manajer dan mempengaruhi manajer untuk merubah keputusannya. Teman-teman saya tidak setuju karena tidak mau menggantikan posisi saya dengan alasan pekerjaan saya yang berat padahal saya sendiri juga sering mengalami kendala yang rumit, menurut saya mereka seperti tidak ikhlas padahal tujuan saya agar pekerjaan di kantor itu dapat dikerjakan secara efisien dan efektif jika tenaga kerjanya sesuai dengan pekerjaannya. 

Akhirnya saya mengalah dan tetap bekerja di divisi 1 walaupun kadang sering kurang semangat dan jenuh dengan pekerjaan saya ditambah dengan teman-teman yang sifatnya saling menjatuhkan dari belakang demi egonya untuk suatu penghargaan atau jabatan, hingga saya benar-benar bosan dan lelah saya pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan melanjutkan kuliah. Setelah pengalaman itu semua saya dapat belajar bahwa pentingnya cara kita bersosialisasi di satu lingkungan dan semoga kedepannya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Amin.

1 komentar: